Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Kota Bandung Kaya dengan Urban Tourism

Ternyata magnit wisata Kota Bandung amat memikat wisatawan. Ini disebabkan, Kota Bandung banyak memiliki urban tourism. Tak hanya akomodasi saja yang bertebaran di Kota yang berhawa sejuk ini yang membuat banyak kunjungan wisatawan. Penunjang-penunjang lainnya pun turut memberikan andil daya tarik bagi para wisatawan sepertui fitur-fitur kota.

Aman Raksanagara, Kepala Bidang Obyek Wisata di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung dalam obrolan dengan Info Wisata di ruang kerjanya mengemukakan, yang dimaksud dengan fitur Kota antara lain, jenis, aroma dan rasa makanan, bahasa penduduknya, ragam toko, sentra produk, sentra industri, tempat peribadatan, aktivitas pinggir jalan, aktivitas di taman publik.

Hal lainnya menurut Aman, elemen primer yang menjadi daya tarik kota, antara lain pemandangan kota, galeri/museum, kegiatan budaya, bisnis, olahraga/sport, perdagangan, sejarah, heritage dan kawasan binaan khusus. Demikian halnya dengan elemen sekunder antara lain sarana perbelanjaan, cenderamata, hiburan, rumah makan/restoran dan fungsi-fungsi perkotaan seperti pemerintahan, pendidikan, kesehatan dan fabrikasi.

Kekayaan potensi pun merupakan daya tarik tersendiri seperti tata kota, buatan manusia, perilaku masyarakat Sunda, alam, amenitas, pelayanan dasar dan infrastruktur. Ada dua sub potensi dalam tata kota, masing-masing sejarah, taman dan bangunan purbakala seperti Gedung Sate, Gedung Merdeka 665 bangunan heritage lainnya, di antaranya 99 bangunan termasuk kategori A yang dilindungi Perda No.19/2009.

Tentang keunikan, Aman bercerita tentang atraksi wisata seperti di Saung Angklung Mang Udjo, Taman Budaya Jawa Barat, Padepokan seni, Rumentang Siang dan Gedung YPK Naripan. Selain itu banyak asset lainnya yang menunjang wisata Kota Bandung.

Mengenai perkembangan pariwisata Kota Bandung, Aman memiliki pendapat masih banyak yang keliru tentang aspek perkembangan kepariwisataan. Perhitungannya bukan karena umlah wisatawan yang masuk Kota Bandung melainkan terjadinya peningkatan lingkungan dan adanya peningkatan kehidupan serta kesejahteraan warga kotanya.
Dengan kedua hal yang meningkat itu, Aman juga berpendapat, orang lain kabitaeun dan karenanya mereka mau berkunjung ke Kota Bandung. Yang kecipratan rejeki bukan hanya pemerintah kota dengan raihan pajaknya dan para pengusaha yang menarik minat sehingga usahanya berkembang. Warga Kota pun kecipratan rejeki dengan menjadi tenaga kerja informal seperti menjadi tukang parkir.

Aman pun mengutip futurist dunia semacam Alvin Topler an Kofler yang mengukuhkan pariwisata sebagai bisnis utama dan yang pertama dari lima bisnis global lainnya di masa sekarang dan masa depan. Sedangkan sekolah-sekolah setingkat SMP di Singapura sudah menanamkan kepada para siswanya bahwa tourism is the biggest business in the world and stil expanding.

“Boleh jadi di sinilah permasalahannya. Bangsa kita, termasuk pemerintahnya, masih banyak yang belum memandang pariwisata memiliki potensi sebagai pengungkit kemakmuran bangsa, terutama di kawasan yang angka kemiskinannya tinggi”, ujar Aman Raksanagara.

Ia mengukuhkan pendapatnya, dari berbagai sektor pembangunan, hanya pariwisata yang memiliki grand design yang solid yaitu Sapta Pesona. Pengamalan Sapta Pesona itu pada dasarnya ngagegenah warga lokal, sehingga masyarakat dari luar kabita dan berhasrat ingin berkunjung.

Jadi ukuran perkembangan kepariwisataan jangan dilihat dari banyaknya pengunjung. Pengunjung sedikit tapi berkualitas, artinya membelanjakan uangnya di Kota Bandung. Ia memberi contoh, Kota Philadelfia yang indah sangat banyak dikunjungi wisatawan. Setiap saat wisatawan selalu memenuhi Kota itu sehingga ketika warga kota mau menggunakan fasilitas-fasilitas selalu penuh dengan pendatang, akhirnya warga kota demo sehingga wisatawan dilarang datang lagi ke Kota Philadelfia.

Post a Comment for "Kota Bandung Kaya dengan Urban Tourism"