Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Béklen Permainan Anak Wanita

Banyak permainan anak di tanah Pasundan. Ada permainan hanya untuk anak lelaki saja, ada pula yang hanya untuk anak wanita atau juga permainan campuran anak lelaki dan anak wanita. Kreativitas anak-anak jaman dulu sangat tinggi. Mereka menciptakan sendiri permainan alias kaulinan barudak. Semua kaulinan barudak sangat mengasyikkan. Bahkan, jika tidak ditegor orang tuanya, anak-anak lupa waktu. Tetapi di saat bulan shaum, permainan itu dianggap sebagai permainan ngabuburit. Begitu adzan Magrib, mereka pun bubar.

Permainan anak wanita seperti loncat karet, galah atau béklen. Khusus untuk bekel ini hanya dilakukan oleh dua orang anak wanita. Alat yang digunakan berupa bola bundar hitam sebesar bola pingpong, dilengkapi dengan bekel, terbuat dari kuningan semacam dengan kewuk (kerang laut bentukna kecil dan halus -red). Biasanya jumlah bekel atau kewuk hanya 10 biji. Aturan permainannya sudah disepakati keduanya.

Dimulai dengan suten (suit) atau hompimpah. Suten, menggunakan telunjuk. Bila si A jari jempolnya berlawanan dengan jari telunjuk, dia memenangkan untuk start. Jempol pun bisa kalah dengan jari kelingking, tetapi kelingking bisa dinyatakan kalah oleh telunjuk. Demikian seterusnya. Kalau hompimpah dilakukan dengan menggerak-gerakkan tangan kanan. Jika tangan kanan telungkup dan lawannya tengadah, lawannya terpaksa membiarkan temannya memulai start.

Cara memainkannya sesuai dengan aturan yang sudah baku. Ada yang disebut mi hiji, mi dua, mi tilu dan seterusnya sampai mi sapuluh. Ketika bola dipantulkan, sang pemain memungut satu persatu bekel atau kewuk yang bertebaran di bawah. Demikian halnya ketika mi dua atau mi tilu sampai mi sapuluh, sang pemain memungut kewuk satu-satu, dua-dua, tiga-tiga sampai 10. Ketika pemain sedang memungut satu-satu atau dua-dua, jari tangan menyentuh bekel lain, itu dinamakan gudir. Permainan lasut dan harus digantikan oleh lawannya.

Jika pemain tidak pernah lasut, dia terus saja bermain. Lawannya memang kesal. Tetapi apa boleh buat, itu aturan tak tertulis yang telah disepakati sejak awal. Permainan selalu dilakukan di atas tegel agar bola bisa memantul dengan sempurna. Permainan ini tidak begitu mengundang kotor. Walau demikian, jika hendak makan tetap harus mencuci tangan dengan bersih.

Kaulinan barudak semacam bekel ini, saat ini tidak begitu ramai dimainkan oleh anak-anak wanita. Entah apa penyebabnya. Kalau dulu, sepulang sekolah pasti saja ada yang bermain beklen. Permainan ini sebenarnya permainan mengukur kecerdasan seorang anak wanita. Contohnya, untuk bisa mengambil empat bekel sekaligus, tentu saja memerlukan pantulan bola lebih tinggi. Atau bisa saja menguji keterampilan tangan sang anak setelah diukur dengan otak mampu tidaknya mengambil bekel dengan pantulan biasa.

Untuk mi empat sampai delapan, mungkin saja sang anak mampu mengambil dengan sempurna bekel itu. Ketika mi salapan atau mi sapuluh, pantulan bola juga diukur dengan kecepatan tangan yang memungut salapan atau sapuluh bekel. Keterampilan tangan ini memerlukan asah otak yang terus menerus. Saat senggang sang anak merenung dan membayangkan pantulan seperti ini akan bisa mengambil bekel sekian.

Anak-anak perempuan sekarang tampaknya lebih terfokus pada utak-atik handphone, untuk bisa internetan, facebook-an, video, radio, sms-an, pengambilan gambar melalui kamera HP. Kalau hal-hal yang positif tak jadi masalah, tetapi jika sudah menyerempet hal yang negatif, tentu saja sulit pengawasannya. Tidak sedikit anak perempuan saat ini yang terjebak rayuan lelaki. Masih mending jika sang perempuannya sudah dewasa. Yang terjadi justru, korbannya anak-anak wanita masih di SD atau baru menginjak SMP.

Sedangkan permainan beklen jelas, karya kreatif dan menguji kecerdasan serta keterampilan tangan. Sebaiknya sih, kaulinan barudak jaman dulu alias jadul, dihidupkan kembali. Untungnya juga komunitas kaulinan barudak berdomisili di Kota Bandung dan telah mulai berkembang. Mudah-mudahan budaya Sunda yang dikembangkan anak jadul itu terus berkembang dan turun temurun.

Post a Comment for "Béklen Permainan Anak Wanita"