Lalayaran di Cikapundung Mungkin Jadi Obyek Wisata
Seorang teman kaget ketika disebut Cikapundung sebagai sungai terpanjang di dunia. Ia tidak percaya. Teka-teki ini sengaja disodorkan agar jangan sampai ada kejenuhan setelah ngobrol ngaler ngidul tak berisi. Teman hanya tahu bahwa yang terpanjang di dunia sungai Amazon dan Yang Tse Kiang. “Selama saya bersekolah, yang saya tahu dua sungai itu yang terpanjang”, ujar sang teman.
“Ya sudah, memang aku pun sudah mengenalnya”, kataku. Lantas dia minta penjelasan. Begini, menurutku, sungai Cikapundung hulunya di utara dan hilirnya di selatan khan? Aliran sungai itu tentu saja dari utara ke selatan yang berujung di Citarum. Nah, saat aliran sungai itu berada di dekat kantor PLN, Cikapundung melintasi Asia-Afrika. Betul khan? “Ah, kamu”, katanya seraya memalingkan muka. Ada-ada saja. Itu mah tatarucingan alias teka-teki atuh”, ujar sang teman tak mau kalah.
Sungai Cikapundung sekarang ini dalam perhatian Pemerintah Kota Bandung. Cikapundung harus bersih. Ternyata banyak warga masyarakat yang juga amat peduli dengan Cikapundung. Memang demikian seharusnya. Motto: bersih pangkal sehat. Itu harus diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Jangan sementara. Harus berkelanjutan.
Enam puluh tahun lalu, Sungai Cikapundung memang bersih. Aliran airnya juga adem dan tenang. Banyak anak-anak yang sengaja berenang di Sungai Cikapun-dung karena memang airnya jernih. Banyak pemancing yang sengaja mengail di sungai ini karena memang ikannya juga macam-macam. Ada lele, ada mujaer bahkan ikan mas. Satwa-satwa itu betah berenang-renang di sana. Bahkan semacam mujaer berkembang biak.
Pencinta lalayaran, banyak yang menggunakan Cikapundung untuk berolahraga. Mereka menggunakan perahu karet untuk lalayaran. Tetapi ada juga menggunakan sampan untuk menjelajahi Cikapundung dari utara ke selatan. Persis di dekat PLN yang dulu dikenal sebagai GEBEO (baca: hebeo) mereka berunding dulu, apa mampu melintasi terowongan Jl. Asia-Afrika sampai di jembatan Dalem Kaum.
Ternyata, terowongan itu tidak membahayakan dan lalayaran pun dilanjutkan. Di dalam terowongan itu memang terasa gelap dan dingin. Tidak ada bebatuan yang membahayakan perahu karet atau sampan mereka.
Hanya untuk lalayaran yang senang-senang, waktu itu juga belum bisa dilaksanakan. Tetapi bagi mereka yang senang dengan arung jeram, Cikapundung cukup menarik, walau tidak seganas di Sungai Citarik Sukabumi selatan.
Memang sejak dulu, lalayaran di Cikapundung cukup menarik. Bayangkan dari utara sampai ke hilir menjelajahi Bandung tanpa rintangan berarti amat menyenangkan. Pernah, wanita-wanita yang dinilai cukup berani, bergabung lalayaran dengan kaum pria. Lajang dan bujang yang cukup berani ini memang pandai berenang. Apalagi airnya tidak tercemari kotoran-kotoran yang membahayakan kulit dan tubuh mereka.
Kondisi Cikapundung tetap dipantau oleh Pemerintah Kota. Walikota Bandung H. Dada Rosada, SH., M.Si., sangat menaruh perhatian terhadap Cikapundung. “Pokoknya, Cikapundung harus bersih dan tidak tercemari oleh sampah-sampah. Karena itu masyarakat pun harus memiliki tanggungjawab moral terhadap sungai ini sebagai wujud Kota Bandung yang genah, merenah tur tumaninah”, ujarnya.
Suatu saat, kemungkinan jika Cikapundung bersih dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk lalayaran, akan menjadi obyek wisata yang menarik. Dampaknya, ekonomi kerakyatan pun akan berkembang di sana. Restoran atau hotel-hotel bisa saja berdiri di sana. Para investor pasti jeli akan peranan pariwisata sebagai usaha yang tidak pernah kenal resesi ini. Nah, mungpung masih pagi dan segar, lestarikan Cikapundung bersih.
Post a Comment for "Lalayaran di Cikapundung Mungkin Jadi Obyek Wisata"