Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Batik Warisan Leluhur Kota Bandung

Kota Bandung banyak memiliki produk busana dan kain karya kreativitas warganya. Walaupun batik bukan produk asli kota Bandung, namun pelancong dari luar ke Bandung banyak yang mencari kain batik untuk cenderamata dan membuat busana sendiri.

Sejak jaman baheula wanita Sunda selalu disinjang batik. Itu pertanda bahwa batik sudah dikenal sejak dahulu kala. Motif-motif batik banyak macamnya. Ada sinjang lereng, batik kumeli, batik mega mendung, batik tulis, batik citak. Semua motif batik tersedia di Kota Bandung. Itulah sebabnya, pelancong selalu datang ke Bandung karena jenis, corak dan warna batik selalu tersedia di Kota wisata ini.

Puluhan tahun lalu warga luar Kota Bandung jika ingin batik selalu mengunjungi Bandung. Waktu itu toko batik yang di Kota Bandung hanya ada di Jl. Asia-Afrika (2 toko), Jl. Pasar Baru (Jl. Oto Iskandardinata), dan Jl. Kosambi (Jl. A.Yani). Di tiga lokasi itu masyarakat bisa mendapatkan batik yang diinginkannya. Macam-macam jenis dan motif batik, tersedia di sana.

Pada era perdagangan bebas dewasa ini, justru banyak kios di Pasar Baru Trade Center yang menyediakan berbagai jenis dan motif batik. Dari mulai yang harganya murah, sedengan dan mahal tersedia. Tinggal pembelanja berkeliling saja mencari batik yang diinginkannya.

Karena itu, tak heran jika setiap harinya selalu ada saja wisatawan Malaysia yang shopping di PBTC. Pantas saja orang Malaysia pernah mengklaim, batik adalah budaya asli Malaysia. Enak saja! Orang lain yang mencipta, malah diaku sebagai budaya asli Malaysia. Tak apalah. Yang penting Pemerintah harus mengupayakan batik itu mendapat terdaftar dulu dan disahkan oleh Direktorat Hak Kekayaan Intelektual Indonesia dan didaftarkan ke UNESCO.
Ibu Sendy Dede Yusuf ternyata lebih gencar menyosialisasikan batik sebagai warisan leluhur dan dilestarikan oleh warga Jawa Barat sendiri. “Alhamdulillah, kata ibu Sendy, Pemerintah Provinsi Jawa Barat merespon pelestarian budaya leluhur ini. Kini setiap pegawai negeri sipil di Jawa Barat setiap Kamis dan Jum’at wajib memakai batik ke kantornya”.

Sebenarnya, warga Jawa Barat sudah berusaha melestarikan batik ini. Setiap menghadiri resepsi seperti pernikahan atau khitanan, kaum bapak selalu menggunakan baju batik. Ibu Nia Sutianah mengemukakan kepada Info Wisata, kaum bapak merasa memakai batik ke resepsi sangat praktis dan sederhana. Sekarang ini, kaum bapak tidak lagi memakai stelan jas untuk ke resepsi.

Alhamdulillah, tampaknya budaya menggunakan pakaian/baju batik sudah memasyarakat. Dengan baju batik, pemakainya juga elegance, praktis dan sederhana. Murah meriah. Siap pakai setiap saat, kapan dan dimana pun.

Post a Comment for "Batik Warisan Leluhur Kota Bandung"